For Our Love and Life

Length : One Shoot

Genre : Romance, tragedy and sad

Cast :Ji Young (BIGBANG)

Dara (2NE1)

Park Bom (2NE1)

Seungri (BIGBANG)

For Our Love… and Life

“Aduh bagaimana ini? Kalau d-dia….” Namja itu langsung menghentikan pembicaraannya dengan seseorang yang di teleponnya saat seseorang lagi masuk ke ruangannya. “Seungri! Ada apa?” Kata seseorang yang masuk itu. Seungri langsung memberikan teleponnya pada seseorang itu. “Ini.. Chaerin ingin berbicara denganmu!”. Seseorang itu langsung mengambilnya.

“Iya? Kenapa Chaerin?” Kata seseorang itu. “Ahh! Jiyoung oppa! Maaf pemotretan minggu depan dibatalkan tidak apa?” Nama namja yang baru masuk itu Jiyoung, kata seseorang yeoja yang di telepon memanggil orang itu. Jiyoung kaget dengan apa yang yeoja itu katakan. “Memangnya ada apa? Kan kemarin kau sudah janji…” Kata Jiyoung dengan nada RADA kesal. “Oppa! Minggu depan adalah jadwal tes-ku. Jadi appa dan eomma akan menyuruhku menghentikkan kegiatan pemotretan dan kegiatanku di luar sekolah. Mianheyeo oppa!”. Kata Chaerin membuat Jiyoung tidak enak.

“Oh… begitu, ya sudah tidak apa!….” Sebelum melanjutkan pembicaraanya, Seungri yang mendengarnya langsung bangkit dari kursinya dengan ekspreksi ‘kenapa tidak apa-apa?’ “Yeoboseo oppa?” Kata Chaerin yang diseberang sana bingung… “Ahh~ anni! Kau belajar saja untuk tes-mu, oppa tahu itu lebih penting. Ya sudah tidak apa-apa, kami juga akan mencari model lain. Annyeong Chaerin”. Jiyoung langsung menutup telepon.

“Hyung! Bagaimana kau… Argghh! Dalam waktu 2 hari bagaimana kita mencari model baru?” Seungri sangat tidak setuju dengan keputusan hyung-nya. “Sudahlah, santai saja! Nanti juga dapat. Banyak yeoja-yeoja cantik yang belum kita ketahui mungkin kita akan mendapatkannya besok!” Jiyoung menepuk punggung Seungri sebagai tanda ‘sudahlah’.”Jadi sekarang kita bagaimana?” Kata Seungri sambil duduk lagi di kursinya. “Aduhh…. capeknya….. kita pergi jalan-jalan saja” Kata Jiyoung sambil membanting tubuh ke sofa.

“Hyung! Disini tidak ada apa-apa, aku bosan” Kata Seungri sambil meneguk kopi hangatnya di cafe. “Daripada kita pusing memikirkan model, mungkin saja disini kita bisa bertemu yeoja cantik! Kkaja!” Jiyoung langsung menarik tangan Seungri keluar cafe untuk berjalan-jalan.

“Kau ini! hyung! Foto apa sih? Suara kameramu sering sekali membuatku terganggu” Kata Seungri mengintip foto-foto yang diambil Jiyoung. “Hanya foto-foto pemandangan disini….” Kata Jiyoung dengan nada cuek. “Hah? Di taman mall ini? Ada-ada saja hyung ini. Hyung kita itu harusnya mengambil foto di studio atau tidak di tempat-tempat dengan pemandangan alam yang bagus dan berkelas, tidak disini!” Seungri memulai sesi cerewetnya yang membuat Jiyoung terganggu dan telinga mendenging… Huftt… Namun Jiyoung malah asyik mengambil foto di sekitar mereka, tidak memperdulikan Seungri yang begitu ingin membuat telinganya meledak.

“Eoh!” Tiba-tiba Jiyoung kaget melihat hasil fotonya sendiri. “Ada apa hyung? Kau mengambil foto hantu?” Seungri langsung menarik kamera Jiyoung dan melihatnya. “Anni!” Jiyoung menarik kembali kameranya. “Wanita ini! Lihat! Cantik sekali yah….”Jiyoung memberi lihat Seungri foto 2 orang yeoja yang sedang berjalan dan tertangkap kamera Jiyoung. “Yang satu ini, manis sekali” Kata Jiyoung menunjuk yeoja yang satu, yang lebih pendek dari satunya. “Anni hyung! Yang tinggi ini lebih cantik dan kurasa mukanya seperti boneka! Dan.. uuhhh! Kakinya daebakk!” Kata Seungri menunjuk yang satunya lagi.

Lalu entah mengapa mereka terdiam setelah melihat foto itu. “Aha!” Kata mereka berdua bersamaan. Mereka langsung lari kearah 2 yeoja tadi berjalan sampai bertemu mereka…..

“Hyung! Kau saja yang bilang” Kata Seungri berbisik di belakang mereka, 2 yeoja itu. “Tidak kau kan asistenku! Kau saja, ini perintah bos-mu!” Kata Jiyoung berbisik sambil menyikut Seungri. “Ah tidak mau! Aku malu” Kata Seungri.

“Aku juga malu! Bagaimana kalau kita berdua?” Kata Jiyoung berbisik lebih pelan, takut 2 yeoja ini curiga.

“Aduh jangan sekarang tunggu momen yang tepat hyung!”

“Hya Seungri kalau mereka ternyata pulang bagaimana?”

“Yasudah, kita berdua, kita toel bahunya lalu tawarkan ‘mau jadi model kami?’ gitu saja ya”

“HYA Seungri!! jangan toel bahunya! Tidak sopan, panggil namanya saja!”

“Hyung! Emang namanya siapa? Kita kan tidak tahu, Ck!!” Seungri menyikut Jiyoung.

“Yasudah kita panggil saja noona! Begitu saja…”

“Hyung! Memang mereka nampak lebih tua dari kita?”

“LAKUKAN SAJA  S-E-U-N-G-R-I!!!” Kata Jiyoung keras sehingga kedua yeoja itu membalikkan badan dan melihat mereka lalu…

“Noona! Mau menjadi model kami?” Kata Seungri dan Jiyoung bersamaan, seakan-akan mereka latah. Kedua yeoja itu memasang muka bingung dengan perkataan mereka. Lalu salah satu yang lebih pendek berkata, “Kami?”.

Mereka pun mengajak 2 yeoja itu ke taman yang tadi dan menjelaskan semuanya. “Yah kalau begitu noona datang ke tempat kami jam 10 yah, ini kartu nama-ku” Kata Jiyoung menyodorkan kartu nama kepada 2 yeoja itu. “Eoh…. Jiyong..ssi?” Kata yeoja yang tinggi. “Iya dia ini fotografer, kalau noona namanya siapa?” Kata Seungri dengan nada canggung. “Oh aku Park Bom panggil saja Bom, yang ini Dara” Kata Park Bom dengan senyum manis. Seungri dan Jiyoung mengangguk. “Oh iya, noona! Bawa data kalian yah besok, terimakasih mau bekerjasama dengan kami” Kata Seungri dengan sopan.

Kedua yeoja itu pun pergi meninggalkan kedua namja itu. “Hyung! Untung mereka tidak mencurigai kita yah tadi.. Fyyuhhh!” Kata Seungri menarik nafas dan mengelap keringat geroginya di kening saat bertemu dengan 2 yeoja itu. “Iya, kalau curiga itu karena-mu!” Jiyoung langsung menjitak kepala Seungri. “HYA HYUNG! Mereka membalikkan badan karena kau teriak memarahiku tadi heh!” Seungri mengusap-usap kepala kesayangannya. “Kau memarahiku? Aku juga tidak akan teriak kalau kau tidak membuatku emosi!” kata Jiyoung menunjukkan kepalan tangannya seakan-akan mau menonjok Seungri. “Eh!!!!! Jangan hyung, ya sudah kita pulang saja!” Kata Seungri memberi tatapan ‘aku akan membalasmu’ kepada Jiyoung.

Esok pagi….

“Aduh… Mereka belum datang juga!” Jiyoung dari tadi mondar-mandir di studio menunggu Bom dan Dara. “Hyung! Sekarang baru jam 10.07! Biasanya juga model kita yang sebelum-sebelumnya datang lebih lama dari jam yang di janjikan!” Kata Seungri mencoba menyabarkan hyung-nya. Seungri memperhatikan gerak-gerik hyung-nya yang…. “Ah! I know..I know! Kau tidak sabar ingin melihat Dara noona kan?” Seungri memberi senyuman pada Jiyoung. “Hya! A-ak-aku hanya tidak mau kalau…….”

Tiba-tiba seperti ada suara orang berlari. “Jiyoung, Seungri-ssi, maaf aku terlambat!” Kata Dara dengan nada yang terengah-engah. “Oh noona, kau tidak perlu berlari santai saja. Mana Bom noona?” Kata Seungri mengajak Dara duduk sejenak. “Oh! Itu dia tidak bisa, ada urusan keluarga, tidak apa-apa kan? Memang mendadak sekali” Kata Dara sambil meminum air putih yang disediakan Seungri.

Seungri melirik Jiyoung dan Dara bergantian… Mungkin menurutnya ia harus meninggalkan kedua orang itu disini karena ia tahu tatapan yang diberikan antara Jiyoung dan Dara. Lalu Seungri mendekati Jiyoung “Hyung! Aku keluar sebentar yah…” Seungri berbisik pada Jiyoung.

“Dara noona,kau bawa datamu?” Kata Jiyoung. “Ah ne! Ini…” Dara memberi datanya di amplop coklat. Karena Jiyoung terus manatap Dara, ia tidak sadar saat mengambil amplop itu, ia memegang tangan Dara. “Oh! Mian, aku tidak bermaksud untuk….”  “Ah, aku tahu Jiyoung-ssi” Kata Dara mendahului. Jiyoung mengecek isinya. “OK! Noona kau bisa berganti pakaian disana, silahkan” Kata Jiyoung menunjuk ruang ganti.

Saat selesai mengganti bajunya, Dara memulai sesi fotonya. Jepretan foto Jiyoung hasilnya bagus. “Noona, hasilnya bagus, terimakasih untuk kerja keras” Kata Jiyoung menunjukkan foto Dara di layar komputer. “Oh ne! Aku boleh pulang sekarang?” Kata Dara. “Jangan dulu!” Kata Jiyoung dengan nada rada teriak. Dara kaget. “Kenapa?”. “Oh! anni, maksudku… nggg…. aku ingin memberi tahu kalau… lusa datang kesini untuk foto lagi” Kata Jiyoung terbata-bata. “Oh… Kukira! Dengan Bom?”  “Hm… tidak perlu, soalnya kita bisa dengan 1 model saja” Kata Jiyoung dengan sopan.

“Noona! Pulangnya mau aku antar?” Kata Jiyoung sambil menggaruk belakang kepalanya dan mukanya sedikit merah. “Hmm?” Kata Dara yang sedang mengepak barang-barangnya bingung.

Di depan rumah Dara

“Gomawo, Jiyoung-ssi!” Kata Dara sambil membuka pintu. “Ah sebentar noona!” Kata Jiyoung memegang lengan Dara sebagai tanda untuk dia jangan keluar dulu. “Ada apa?” Dara langsung melihat tangan Jiyoung yang sedang memegang lengannya. “Ah! Jangan lupa lusa maksudnya Hehe” Muka Jiyoung memerah lagi. “Oh.. ya sudah sampai bertemu lusa Jiyoung-ssi, aku boleh keluar kan sekarang?” Dara melirik tangan Jiyoung. Jiyoung langsung melepas tangannya. “Ah Ne!”. Jiyoung memperhatikan setiap langkah Dara berjalan memasukki rumah, bisa dibilang dia melakukan ini untuk memastikkan Dara baik-baik saja atau… ia memberi tatapan ‘Aku suka caramu melihatku dan aku ingin memegang tanganmu lagi’ pada Dara.

Lusa…

“Hyung? Hari ini kau meminta Dara untuk foto lagi?”

“Iya? Memang mengapa, tidak boleh?” Kata Jiyoung seakan-akan membuat Seungri untuk berhenti bertanya.

“Ah anniyo! Coba saja kalau Park Bom datang..” Kata Seungri sedikit memelankan suaranya. “Apa????!” Jiyoung yang sedang merapikan mejanya terhenti ketika mendengar Seungri berkata begitu. “K-kau menyukai Park Bom?” Kata Jiyoung mendekati Seungri. “Sepertinya begitu” Kata Seungri dengan cuek dan…. lagi-lagi tangan Jiyoung mendarat keras di kepala Seungri. “HYA! Kata Dara, dia sudah punya pacar!” Kata Jiyoung. “MWWOO???? Jadi….”

“Annyeong, Jiyoung, Seungri-ssi, Mian ya kemarin aku tidak datang” Kata seseorang yeoja yg tiba-tiba masuk. Seungri dan Jiyoung pun melihat siapa dia. “Oh! Bom noona!” Seungri kaget. Ternyata Jiyoung pun kaget mendengar perkataan Seungri, ia langsung menatap Seungri (yang sedang menatap Bom) dengan tatapan ‘HYA HYA! Lihat aku!’. Seungri merasa ganjal seperti ada yang melihatnya lalu ia melihat hyungnya dengan bibir yang manyun-manyun seperti mengomeli dia tanpa suara, Seungri tahu apa maksudnya… “Maksudku… Oh! Bom noona… dan Dara noona! Hahaha aku terkejut sekali!” Kata Seungri memberi ekspresi terkejut yang telat dengan mata melotot dan menaikkan bahunya untuk meyakinkan bahwa ‘Ya.. aku terkejut’ padahal tidak.

“Aku ingin menghantar Dara kesini saja hehe soalnya aku ada janji dengan pacarku” Perkataan Bom membuat Seungri menunduk. Jiyoung menyikut Seungri sebagai sebuah kode. “Oh Ye! Tidak apa, aku juga  pinjam Dara-nya untuk foto”. “Ekkhhmmm!!!” Singgung Seungri langsung buang muka dari Jiyoung.

Sesi foto selesai, seperti biasa Dara mengepak barangnya untuk bersiap pulang tapi… “Dara noona, sebelum pulang ada sesuatu yang ingin aku bicarakan!”. “Ne? Katakan saja…” Dara masih membereskan barang-barangnya. Jiyoung langsung memegang kedua tangan Dara.. “Noona, aku menyukaimu!” Perkataan Jiyoung membuat Dara habis kata. Setelah Jiyoung berkata seperti itu, Dara masih terdiam dengan tangan yang dipegang Jiyoung. “Oh! Maaf kalau aku tidak sopan, mau aku antar pulang?” Jiyoung langsung melepaskan tangan Dara. “Ah aku sedang bosan di rumah, bagaimana kita kencan saja?” Kata Dara dengan senang. “Mwo? Kencan maksudnya??” Jiyoung bingung. “Maksudnya aku juga menyukaimu! Kkaja!” Dara langsung mengambil tas dan menarik tangan Jiyoung untuk pergi.

Mereka pergi ke tempat di mana mereka pertama kali bertemu, ya di mall itu. Jiyoung mengajaknya ke cafe tempat biasa dia dengan Seungri. Saat berjalan, mereka sering kali tertawa dan sesekali Jiyoung dan Dara mengambil foto. Saat waktunya pulang pun bisa dilihat dari wajah mereka berdua senyum-senyum sebagai kesan  kencan pertama mereka.

“Oh! Dara! Bagaimana kalau besok kau ke studioku pagi-pagi jam 8?” Kata Jiyoung sambil melihat jalan di depannya dan memegang setir mobil. “Tentu!” Kata Dara dengan senangnya.

Esok hari…

Dara langsung memanaskan air di apartemennya sambil menguap-nguap karena baru bangun tidur. Ia berjalan dengan slipper krung krung kesayangannya untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Entah apa yang pertama kali dipikirkannya pagi ini tapi saat sedang menggosok gigi dengan matanya yang sesipit Daesung, tiba-tiba ia melotot dan membalikkan badan untuk melihat jam “OMO OMO! JAM 8.15? Aduh… aku ada janji dengan Jiyoung, mana belum bersiap aduh..aduh bagaimana ini!”

Dara langsung kumur-kumur, mengambil ponsel dan melihat ada 2 panggilan tidak terjawab dan 1 pesan. Ia lihat siapa yang meneleponnya jam setengah 8 tadi.. “Astaga Jiyoung-ssi!”. Lalu ia beralih ke pesan: ‘Noona, hari ini jam 8 ingat kan? Aku tunggu ya… JANGAN TELAT!’. Mata Dara membelalak saat melihat huruf-huruf yang Jiyoung kirim dengan huruf besar “OMO! Aku sudah TELAT!”.

Ia mematikan kompor, membuat minum, pergi ke kamar mandi, mandi, lalu ia memilah-milih pakaiannya, memakai sedikit make up “Ah tidak…tidak bedak tipis saja!” Kata Dara langsung mengambil bedak tipis, memakai baju, menata rambut, menyemprotkan parfum, memasukkan barang-barang yang diperlukan ke tasnya, memilih sepatu, memakai sepatu, berjalan keluar dari apartemennya, menuruni lift, melewati pintu masuk gedung apartemen, lalu ia berpikir… “Taksi apa bus yah? Ah sudah yang ada saja deh nanti!” Kata Dara dengan nafas tergesa-gesa. “Nah itu bus!”. Ia langsung berlari menuju bus, menaikki bus, dan pergi (akhirnya….)

Sementara di Studio Jiyoung mondar-mandir kanan-kiri dan sekali-kali mengecek ponselnya. “Hyung! Sudahlah tenang, aku yakin dia terlambat, lebih baik terlambat daripada tidak, duduklah!” Seungri langsung menarik tangan hyungnya untuk duduk. “Hya!” Jiyoung berdiri lagi dan memberi tatapan kesal pada Seungri. Jiyoung mulai berjalan ke jendela dan melihat di sebrang belum ada noona itu. “Aku yakin pasti dia buru-buru, hubungi dia saja!”. Kata Seungri sambil menghampiri hyungnya. Jiyoung pun langsung menekan tombol ‘call’ di ponselnya.

“Yeobboseyo? Dara noona!”

“Ye? Maaf! Mianhe! Sorry aku telat!”

“Kau dimana?”

“Aku baru turun bus sedang berjalan sedikit lagi, kau sabar yah!”

“Tapi noona aku menunggumu hampir 1 jam, cepatlah noona!” Kata Jiyoung rada membentak. Dan ia langsung memutuskan sambungan teleponnya.

“Hyung! Jangan begitu pada wanita, sabar….” Kata Seungri sambil memegang pundak hyungnya. “Aku tahu, tapi kan janjiannya jam 8, entah kenapa juga aku begitu tidak enak!” Jiyoung lagi-lagi mondar-mandir. “Hyung, model-model kita kan begitu juga, kita sudah terbiasa hyung! Masalahnya ini persoalan kecil hyung!”. “Iya juga sih, apa karena aku tidak sabar saja kali yah, memang ini masa——–” *CIIITTTTTTT…..BBBRRRAAAAKKKKKKKK*. “Oh hyung suara apa itu!” Seungri melihat ke jendela sebuah mini bus dengan kaca yang sudah pecah. “Iya-iya!” Jiyoung dan Seungri langsung keluar.

Diluar sudah banyak orang-orang mengerumuni mini bus itu. Saking penasarannya Seungri bertanya pada ahjumma di depannya yang juga sedang melihat kejadian itu. “Maaf, ini ada apa?”. Ahjumma itu menoleh mereka. “Ini, ada wanita muda yang tertabrak saat menyeberang jalan, aku lihat dia sedang berlari jadi tidak melihat mobil yang sedang melaju kencang” Kata Ahjumma itu membuat Seungri dan Jiyoung saling menatap. Mereka menerobos kerumunan sampai mereka melihat sendiri siapa wanita itu. “Dara noona!” Kata Jiyoung. Masih dilihat dari matanya ia belum terlalu percaya dengan apa yang ia katakan. Ia mulai memegang pundak wanita itu dan membalikkan posisi wanita yang tertabrak itu menghadap mukanya. “OMO! Benar! ini Dara noona!” Kata Seungri dengan kaget dan menunjuk-nunjuk wanita itu.

Suara ambulan yang membubarkan kerumunan itu, kecuali Jiyoung dan Seungri. Mereka melihat Dara yang bercucuran darah itu dimasukkan dalam mobil ambulan. “Hyung! Ambil mobilmu kita ikuti ambulannya!” Kata Seungri mendorong-dorong punggung hyungnya.

Di rumah sakit

“Seungri-ssi! Bagaimana keadaan Dara?” Tiba-tiba Bom datang dengan sepatu heelsnya yang mengetuk-ngetuk lantai. Seungri bengong dan menyadari… ‘aku yang pertama ditanyai olehnya’ tapi ia tahu ini bukan saatnya. “Kami belum tahu, baru saja dimasukkan ke ruangan ini. “Eottokhe…eottokhe…eottokhe…!” Kata Bom dengan gelisah sambil mondar-mandir di depan Seungri. Dengan refleks Seungri memegang pundak Bom “Tenanglah, ia akan baik-baik saja!” Kata Seungri menghibur. Jiyoung yang sedari tadi hanya terdiam tiba-tiba membuka mulutnya. “Noona! Ini salahku mianheyo! INI SALAHKU!” Kata Jiyoung lagi-lagi membantingkan tubuhnya untuk duduk di bangku dan tanpa ia peduli, air matanya jatuh. Seungri dan Bom mencoba menghampiri Jiyoung dan menenangkan ia supaya jangan terlalu dipikirkan.

Setelah beberapa lama menunggu, dokter pun keluar. Mereka bertiga langsung berdiri. Dokter membuka masker dan berkata “Tubuhnya baik-baik saja hanya luka baret sedikit, hanya saja ada keadaan yang paling buruk”. Dokter melihat 3 orang itu berkaca-kaca mungkin maksudnya ‘apa dok, apa!!?’ dokter berkata lagi “Ini buruk, karena saat kecelakaan terjadi ada sedikit pecahan kaca yang menancap pada matanya, jadi saat kami periksa tadi, matanya masih belum bisa melihat maksimal” untuk sementara dokter berhenti berbicara. Ketiga orang itu yang tadinya terdiam mendengar kata-kata dokter menghembuskan nafas, entah artinya lega dengan tubuhnya yang membaik apa hembusan untuk menyabarkan diri masing-masing menghadapi kenyataan Dara yang masih belum bisa melihat. “Tapi kalian semua jangan khawatir, kami pihak disini, berusaha sebaik mungkin untuk membuat matanya pulih kembali, kami akan periksa ulang 10 menit lagi, kalau bisa kalian tetap menunggu, permisi.” Dokter langsung pergi. Mereka bertiga hanya menunduk.

“Bom noona, mianhe, sahabatmu ini jadi begini karena aku, aku terima apapun hukumannya” Kata Jiyoung yang sedari tadi belum menegakkan badannya. “Sebenarnya ada apa? Lebih kau menceritakannya sambil duduk saja, Jiyoung-ssi” Kata Bom mengajak Jiyoung duduk. Jiyoung menjelaskan semuanya dengan ragu-ragu, ia memnerima konskuensinya kalau ia akan di marahi oleh sahabat Dara, Bom. Namun kali ini ia selamat. “Sudahlah, anggap saja ini musibah, tidak ada yang salah kalau Tuhan merencanakan semua ini, yang pasti jangan diulang lagi dan kita doakan supaya Dara bisa cepat sembuh.” Kata Bom dengan nada lembut.

Berjam-jam mereka bertiga menunggu untuk positif tidaknya Dara tidak dapat melihat. Tiba-tiba dokter keluar ruangan dan Jiyoung yang pertama kali menghampiri doter disusul dengan Bom dan Seungri. “Maaf, kalau kenyataannya buruk, teman kalian tidak dapat melihat lagi”. Bom kaget, seperti ingin pingsan sahabatnya yang selama ini menemaninya harus mengalami hal seburuk itu. Jiyoung meneteskan air mata lagi dan Seungri menunduk. “Tapi kalian tenang saja, kami sedang mencari donor unuk mata Dara yg rusak. Kalian bisa masuk sekarang..-” Dokter belum selesai berbicara tapi Bom langsung menyeruduk masuk.

“Dara-yah….!” Bom mengelus rambut sahabatnya. Ia melihat mata Dara tertutup perban. “Dara noona!” Kata Jiyoung dan Seungri bersamaan. “Bom, Jiyoung, Seungri, aku sudah tahu!” Kata Dara. Lalu suster langsung membuka perban yang dililit perlahan. Saat terbuka semua… Bom menangis di pangkuan Dara. “Bommie yah! Jangan sedih, nanti aku juga ikut sedih, walaupun begini kuharap kau mau selalu disampingku” Kata Dara meraba-raba rambut Bom. Jiyoung dan Seungri meneteskan air mata melihat bola mata Dara yang tatapannya kosong. “Jiyoung, Seungri, aku tahu kalian bersedih, tidak ada yang salah kok, aku terima keadaanku seperti ini” Kata Dara. Bom langsung melihat mata temannya meneteskan air mata, Bom mengusapnya dari wajah cantik Dara. “Oh iya, Jiyoung-ssi, maaf aku terlambat, pagi ini” Kata Dara membuat air mata Jiyoung makin menjadi. Seungri tak tega melihat Dara ditambah lagi Dara berkata seperti itu, ia makin merasa hyungnya-lah yang salah.

Di kamarnya, Jiyoung yang tadi melihat kondisi Dara yang begitu menyedihkan, sedang merenung tentang kejadian tadi sambil memainkan alunan nada dari gitarnya. “AARGGHHH!” Jiyoung langsung melempar gitarnya. “Ini salahku! Aku terlalu tidak sabar! Aku egois…. Dara mianhe, Tuhan Mianhe!” Jiyoung pun terdiam sejenak dan berkata “Aku akan bertanggung jawab!”.

Di rumah sakit

“Dara-ssi, ada kabar baik untukmu!” Kata dokter. Dara yang tidak bisa melihat tetap menatap lurus ke depan dan hanya bisa mendengarkan suara dokter, entah darimana. “Apa, dok?”. “Ada seseorang yang ingin mendonorkan bagian matanya untuk bagian matamu yang rusak” Dokter tersenyum. Ia tahu apapun, ekspresi apapun, Dara tidak dapat melihat.
Dokter pun keluar meninggalkan Dara.

Dara tersenyum dengan berita tadi “Siapa pun orang itu aku akan sangat berterimakasih, Tuhan! Gomawo!”. Dara pun menarik selimutnya dan mulai ingin tidur. Tapi masih terlihat di wajahnya senyuman bibir yang mengharapkan saat-saat yang dinantikannya “Saat aku sudah melihat nanti, aku ingin rasanya memeluk kwon-ji-young!”. Setelah berkata begitu ia langsung menutup matanya yang sudah tertutup.

Esok hari dimana Dara akan di operasi, ia masih berpikir siapa orang yang kira-kira sebaik itu mendonorkan matanya padanya. Lalu ia mulai membuka mulut manisnya itu “dok, siapa yang mendonorkan matanya untukku?” Tangan Dara mencoba mencari-cari dimana dokter berada. Dan akhirnya *hap* ia menggenggam pergelangan tangan dokter sehingga membuat dokter bingung untuk memulai menjawab. Dokter tersenyum lagi dan berkata “Ada, seseorang yang sangat baik”. Jawaban dokter tidak menjawab pertanyaan Dara, pikir Dara.

Beberapa jam kemudian, saat -saat perban di mata dara akan dibuka. Terdengar sepatu heels Bom dan sapaan dari suara-suara yang ia kenal. Suster pun datang dan mulai memegang perban yg akan dibuka. Lilitan pertama….. kedua…. ketiga…..

“HYA! BOM!” Dara langsung lompat dari kasurnya dan memeluk Bom sahabatnya. “Dara noona! Akhirnya….” kata Seungri dengan senyum lucunya. Mereka pun senang meliha kondisi Dara. Mereka bebincang sampai Dara sadar…”Loh! Mana Jiyoung?”. Bom juga heran. Terlihat raut wajah seungri menutupi sesuatu. “Seungri, dimana dia? Pemotretan?”. Seungri hanya terdiam, ia malah kabur
Dara dan Bom makin heran “anak itu aneh sekali” Kata Dara. “ah sudahlah, yang penting kau bisa melihat, nanti juga bertemu Jiyoung”.

Dari 1 bulan lalu Dara dan Bom mencari dan menghubungi Seungri dan Jiyoung, mereka seperti lenyap dari muka bumi. Di studio, mereka tidak muncul-muncul juga. Akhirnya, hari itu Dara mencoba pergi sendiri ke studio tanpa pemberitahuan Bom

Sampai disana Dara melihat foto jepretan Jiyoung yang bagus, foto-fotonya kebanyakan menunjukkan suatu tempat dimana banyak burung. Sepertinya ini tempat impian Jiyoung, pikir Dara. Lalu ia melihat sekeliling studio. Dan sampai di ruangan khusus, ruangan yang biasa dipakai duo itu bekerja. Dara mulai melihat ke arah jendela, terlihat jalan, ia teringat saat ia mengalami kecelakaan, beberapa langkah untuk bertemu Jiyoung. Di ruang kerja itu, Dara melihat kaca dan ia mulai melihat matanya yang berumur 1 bulan itu. Ia memegangi dengan tangannya disekitar matanya. Tiba-tiba matanya membelalak dan langsung keluar dr ruangan itu.

Ia kembali ke tempat foto-foto tadi, lalu mengambilnya dan melihat dibelakangnya ada suatu tempat. “Yah…. benar” katanya dengan penuh ambisi.

Karena ia kurang tahu tempatnya, ia berjalan sambil menanyai orang-orang tentang daerah itu, dan sesampai disana…. tempat itu sunyi hanya ada burung-burung berterbangan, namun ia melihat sosok disana yang sedang duduk dengan burung-burung disekelilingnya. Ia ingin menghampiri orang itu dan bertanya.

Saat ia mulai mendekat…mendekat…dan lebih dekat lagi, orang itu membawa tongkat entah apa dia sakit atau…. saat matanya mulai memandangi orang itu, mata Dara tebelalak dan melihat foto yang orang itu genggam daritadi, itu adalah fotonya, foto Dara. Dara memeluk orang itu dengan erat. Orang itu nampak heran “maaf, kau ini siapa? Memelukku tiba-tiba” Kata orang itu sambil menggerakkan kaleng berisi koin di tangannya, seperti ingin meminta uang dan Dra melirik itu. “Jiyoung-ssi! Ini aku, Dara”. Dara melihat mata orang itu berkaca-kaca ingin menangis dan Dara perhatikan lagi “Jiyoung-ssi, gomawo! Ternyata benar mata ini milikmu!”. Jiyoung langsung berkata “Dara noona! Saranghae!” Jiyoung hanya dapat mendengar desihan suara Dara. Jiyoung dapat mendengar dari nafas Dara, kalau ia sedang menangis. “Aku juga Jiyoung!” Lagi-lagi Dara memeluk erat Jiyoung seakan-akan tidak mau Jiyoung lenyap lagi seperdetikpun.

———-

Mian, kalo banyak typo readers…. mian juga kepanjangan ceritanya, kalau suka jangan sungkan bwt like sama komen yah….